Translate

Selasa, 31 Januari 2017

GOA KEBON


 
Goa Kebon, desa krembangan kulon progo, goa kebon memiliki ketinggian 7 meter, diresmikan oleh bupati Kulon Progo pada 8 Oktober 2015
Disebut Goa Kebon, karena berada di tengah-tengah kebun atau pekarangan warga ini merupakan goa yang terbentuk secara alami.




Mulut goa yang tertutup air terjun serta bebatuan yang merupakan endapan batu kapur membentuk sebuah ornamen alam yang cantik.




Untuk mencapai destinasi wisata ini jalur termudah melalui Kota Wates,

Sebagai destinasi yang baru dibuka, untuk sementara pengunjung belum dipungut restribusi. hanya dipungut ongkos parker Rp 2000,- untuksepeda motor

 


 ayoo..kunjungi GOA KEBON! Destinasi wisata alam untuk keluarga!













Sabtu, 14 Januari 2017

MATA AIR JUMPRIT DAN SITUS LIYANGAN

MATA AIR JUMPRIT



Mata air  atau Sendang Jumprit terletak  di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, mata air ini terletak di dalam goa, dimana mulut goa tersebut agak tertutup oleh sulur-sulur pepohonan di atasnya. Air dari sulur-sulur tersebut menetes dan masuk ke dalam sendang. Sejuk , dingin dan menyegarkan airnya. Tempat ini sering digunakanan sebagai tempat bersemedi.






 

Lokasi ini mulai ramai sekitar tahun 1980-an, ketika banyak peziarah melakukan wisata spritual di makam Ki Jumprit yang letaknya bersebelahan dengan Umbul Jumprit. Mereka bersemedi di makam kemudian mandi berendam di sumber mata air yang airnya dipercaya membawa berkah dan keberuntungan. 


 






 




Ki Jumprit adalah seorang ahli nujum dari Kerajaan Majapahit, sekaligus putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Ki Jumprit meninggalkan kerajaan agar bisa mengamalkan ilmu dan kesaktiannya kepada masyarakat luas. dan di akhir hayatnya dimakamkan tak jauh dari mata air Jumprit.






DESA WISATA  SITUS LIYANGAN


Situs Liyangan terletak di desa Purbosari Ngadirejo Kabupaten Temanggung berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut dari pusat kota Temanggung atau sekitar 4 kilometer dari kota Kecamatan Ngadirejo.






Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro tersebut mulai ramai dibicarakan sejak tahun 2008 ketika pertama ditemukan bebatuan candi oleh penggali pasir warga Liangan.  Saat ini masih dalam tahap ekskavasi guna membuka seluruh lahan agar benda-benda purbakala yang ada di dalamnya terlihat dan nantinya bisa menjadi objek wisata sejarah menarik.









Di area Situs Liyangan pengunjung juga bisa menikmati pemandangan hamparan tanah galian pasir di bawah kaki Gunung Sindoro dengan alam menghijau serta udara sejuk karena terletak pada ketinggian 1.200 di atas permukaan laut. Pengunjung kini bisa menikmati sejumlah peninggalan bangunan sejarah yang telah ditemukan, antara lain talud, batur, candi, dan artefak yang ditemukan terpendam tumpukan material vulkanis dengan ketinggian antara delapan hingga sepuluh meter.

Di area penggalian Situs Liyangan terdapat juga sebuah kolam renang alami, yang airnya terasa dingin, sejuk dan menyegarkan.





AYO KUNJUNGI DESTINASI WISATA MENARIK INI!